
Mayoritas pesantren di Indonesia memiliki satu aturan yang sama yaitu melarang santri membawa ponsel, gadget atau handphone. Pengurus pondok pesantren mempertimbangkan jika para santri membawa HP akan mengganggu proses pembelajaran. Bahkan dalam pendidikan di pesantren dapat menjadi percontohan dalam menjauhkan para remaja dari dampak buruk HP.
Bagi santri yang melanggar aturan tersebut akan dikenai sanksi. Sanksinya pun tak main-main karena termasuk kategori pelanggaran berat di pesantren. Beberapa pesantren menerapkan sanksi berupa santri yang melanggar harus menghancurkan sendiri HPnya, rambut akan digundul dan jika masih melanggar akan dipulangkan kembali ke orang tuanya.
HP Dibelah Pakai Pemotong Besi
Salah satu sanksi baru-baru ini terlihat pada video yang diunggah oleh salah satu akun TikTok @agunghikayat. Video tersebut memperlihatkan sejumlah HP mahal yang dibelah menjadi dua menggunakan pemotong besi. Aksi ini dilakukan oleh pengurus pesantren.

Dalam video terlihat pengajar dan pengurus salah satu pondok pesantren santri putra yang tengah mengadakan penghancuran HP barang sitaan. Mereka menggunakan pemotong besi untuk menghancurkan HP tersebut. Diduga HP tersebut terkumpul dalam jangka waktu yang lama, karena jumlahnya yang sangat banyak.
Dilakukan Agar Ada Efek Jera
Proses penghancuran HP ini dilaksanakan di lapangan terbuka. Disaksikan oleh para santri dan pengurus serta pengajar di pondok pesantren tersebut. Hal ini dilakukan guna membuat para santri yang melanggar jera. Bagi yang tak melanggar agar tidak melakukan hal serupa.
Warganet : Tak Perlu Dihancurkan
Aksi tersebut langsung menuai atensi warganet. Banyak yang memberikan komentar pro dan kontra terkait hal tersebut. Ada yang tidak setuju dengan keputusan menghancurkan HP sitaan milik santri, karena mereka menilai HP tersebut merupakan barang yang mewah. Orang tua mereka berjuang untuk membelikannya. Alangkah baiknya HP tersebut sementara disimpan hingga saat liburan atau kelulusan dikembalikan. Tak perlu dihancurkan seperti itu.

“ironis ketika sekolah online harus ada hp, orang tua banting tulang utk beliin buat anak ny,” tulis akun @Epi Rudiana810.
“disimpan di pesantren dan ketika sudah lulus dikembalikan jauh lebih baik dari pada harus dihancurkan seperti itu 😌,” tulis akun @4ELEVEN√.
“tdk setuju,,harus a hp d simpen sampe mereka lulus😩,” tulis akun @hawwa zerry.
Warganet : Sudah Resiko
Bagi warganet yang kontra mereka menyebutkan jika hal itu suatu konsekuensi yang harus diterima para santri. Mereka sudah mengetahui peraturan sejak awal. Adanya peraturan harus dilaksanakan, bukan untuk dilanggar. Setiap peraturan juga pasti memiliki sanksi bagi pelanggarnya.
“resiko itu mah..” tulis akun @Rifky Djendral
“nama nya juga udah peraturan n sudah tertulis dri awal mw masuk santren..” tulis akun @Lili.