
Tekonologi semakin berkembang dari hari kehari, membuat pola hidup masyarakat pun menjadi kian dinamis atau berubah. Salah satunya yaitu pola mengonsumsi makanan.
Jika dahulu masyarakat sering melakukan transaksi secara tatap muka termasuk membeli makanan, kini semuanya hanya dapat dilakukan dengan bersantai di rumah sambil memesan via ponsel dan aplikasi.
Layanan pesan-antar makanan yang semakin berkembang menawarkan kemudahan konsumen dari segi menghemat waktu, tenaga, serta meberi kepraktisan saat ingin membeli makanan atau minuman.
Layanan pesam-antar ini berbasis aplikasi. Namun tak selamanya layanan ini tejadi sesuai dengan keinginan. Banyak kisah yang diceritakan oleh pemesan maupun pemberi jasa antar makanan yang tak beruntung.
‘Surat Cinta’ Penjual
Seperti yang dialami oleh pembeli makanan melalui layanan pesar-antar yang satu ini. Pembeli ini menerima pesan ‘Surat Cinta’ dari sang penjual yang membuatnya syok. Kejadian ini ia rekam dan dibagikan oleh salah satu pengguna akun Instagram @love_jkt pada rabu (24/08).
Pembeli ini nampaknya membeli makanan via online, yaitu layanan pesan-antar. Pada layanan tersebut memang disediakan ruang untuk menambahkan catatan pembeli. Pembeli dapat menuliskan jika ingin menambahkan sesuatu pada pesanannya.

Hal ini pula yang dilakukan oleh pembeli pada video tersebut. Kemungkinan besar, ia meminta agar penjual menambahkan cabai pada makanan yang ia pesan. Namun, keinginanya ini dibalas pesan pedas oleh penjual. Penjual tersebut menuliskan pesan di atas sterofoam makanan tersebut.
“Cabe mahal! kalo pedasnya kurang, beli cabe sendiri!” tulis penjual.
Seharusnya Dapat Lebih Santun
Meskipun terlihat pesananya tidak memiliki kekurangan apapun, bahkan lengkap dengan kerupuk. Akan tetapi surat cinta yang ditulis penjual ini membuat syok pembeli. Alangkah baiknya penjual bisa menuliskan pesan yang lebih santun untuk menjelaskan bagaimana kondisi harga cabai tersebut.

Penyebab Harga Cabai Naik
Diketahui memang harga cabai akhir-akhir ini melonjak naik. Hal ini dikarenakan kelangkaan cabai yang terjadi di pasaran. Kelangkaan ini menurut petani dipengaruhi oleh cuaca yang tak menentu. Sehingga tanah untuk menanan cabai jadi berkurang produktivitasnya. Petanipun hanya bisa panen 4 kali saja dalam setahun, padahal biasanya dapat hingga 10 kali panen.